Kepada Yang Sempat Ingin Dan Berakhir Kembali Jadi Asing
Setelah sekian purnama yang selalu ikut tertawa renyah, akhirnya mendung tiba.
Memudarkan segala harapan,
Meninggalkan semua kenangan di belakang.
Entah apa sebutannya untuk dua orang yang pernah saling memutuskan bersama, tanpa ada julukannya.
Pacaran? Bukan.
Berkomitmen? Apalagi itu.
Cuma sebatas kenal dan sama-sama saling nyaman.
"Lalu kenapa pergi?"
Katamu, dari depan pagar rumahmu.
Entah.
Akupun bingung harus bagaimana menjawabnya.
"Terlalu baik?" Tanyamu lagi.
Aku diam.
Seisi kepalaku penuh akan praduga yang tak berdasar. Bising. Saling sibuk memaki satu sama lain. Saling berebut garis finish di ujung bibir.
Selepas itu kau memilih untuk lupa.
Akan kita, akan dua cangkir kopi yang hobinya berdebat di kala senja. Dan lupa akan adanya rasa yang tiba-tiba ada.
Iya. Tiba-tiba katamu.
Bukan untuk dijaga atau dirawat.
Hanya sebuah rasa, yang seharusnya disimpan rapat-rapat. Sebuah rasa yang mana menurutmu, tidak perlu diajak berdebat
Comments
Post a Comment