Untuk Apa - Apa Yang Sedang Dan Sudah Diusahakan
Ngomongin soal perpindahan? Tentu gua ahlinya. Dari gua sekecil biji cabe sampe gede begini, isinya ya soal pindah sana-sini doang.
Beradaptasi, mulai semuanya dari awal lagi. Begitu terus. Bisa dibilang hidup gua ya isinya cuma itu-itu doang.
Ditanya capek gak? Capek banget.
Lari kesana-kesini, ninggalin apa-apa yang udah pernah gua bangun (temen/sekolah/kerjaan/pacar) terus mulai semuanya dari awal lagi di tempat baru nanti.
Bayangin aja. Capek kan pasti?
Terus-terusan diharusakan untuk mampu beradaptasi ngebuat gua dulu berpikir bahwa, there is nothing last forever. Selamanya itu tidak nyata. Selamanya hanya sebuah kalimat atau syair lagu dari para pujangga untuk menghibur orang-orang yang belum paham akan dunia nyata. Karna kenyataannya, apa-apa yang sedang gua genggam hari ini besok-besok bisa jadi udah enggak ada.
Besok-besok bisa jadi, gua harus sendirian lagi dalam memulai semuanya.
Gua tumbuh besar dengan menganggap berkomitmen dalam jangka panjang adalah sebuah kesia-siaan. Buat apa? Toh nanti ujung-ujungnya kita akan ditinggalkan atau meninggalkan. Yakan?
Cukup lama gua berpegang pada prinsip gua yang nyeleneh itu. Bahkan pada saat gua menuliskan ini? Sebagian diri gua masih tetap mempercayainya.
Gua tumbuh dalam skeptisme soal bersosialisasi dan menganggap gua mampu menjalani semuanya sendiri.
Salah? Enggak juga.
Toh, yang mampu dan ngerawat sebaik-baiknya diri ya, diri sendiri. Siapa lagi coba?
Dan setelah banyaknya kehilangan, setelah banyaknya orang yang datang dan pergi di hidup gua. Ngebuat gua sadar bahwa, cara kerjanya semesta emang begitu. Orang-orang akan selalu datang dan pergi. Kita akan selalu menjadi sebuah bandara. Hanya bisa berdiri di tengahnya sembari memerhatikan kedatangan ataupun kepergian orang-orang itu. Bahkan ketika ada beberapa orang yang memutuskan untuk tinggal, ia akan pergi juga nantinya.
Lagi-lagi semua ini memang hanya perkara menerima. Lagi-lagi, semesta akan memaksa kita untuk berdamai dengan realita juga pada akhirnya. Dan untuk segala apa-apa yang sedang dan sudah diusakahan? Mari kita bersulang entah untuk apapun nanti keadaannya..
Comments
Post a Comment